Pendidikan Jasmani & Olahraga
(Suatu Kontribusi dari Pendidikan
Jasmani Terhadap Olahraga Berprestasi)
2.1.1
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan
melalui aktivitas jasmani yang dijadikan media untuk mencapai perkembangan
individu secara menyeluruh. Namun perolehan keterampilan dan perkembangan lain
yang bersifat jasmaniah itu juga sekaligus sebagai tujuan. Melalui pendidikan
jasmani, siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas jasmani termasuk
keterampilan berolahraga yang dapat mencetak atlet olahraga berprestasi.
Sedangkan olahraga merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya periodik, artinya
olahraga sebagai alat untuk memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat
ditinggalkan karena olahraga merupakan alat untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan jasmani, rohani dan sosial.
Pelaksanaan pendidikan jasmani di
sekolah-sekolah dan masyarakat umum mengutamakan pada pencapaian derajat
kesehatan dan kebugaran siswa, bahkan berkembang memfokuskan diri pada peraihan
atau pencapaian prestasi di bidang kecabangan olahraga. Materi program
berisikan kegiatan olahraga atletik (lari, lompat, lempar, dan tolak),
permainan (bola basket, bola voli, sepak bola) dan seterusnya, yang difokuskan
pada aktivitas jasmani yang cukup intensitasnya.
Olahraga prestasi bisa
dijadikan sebagai media yang tepat untuk membangun karakter bangsa.
Olahraga bisa menjadi ikon peradaban untuk mengangkat martabat bangsa ke arah
yang lebih terhormat dan berbudaya. Di dalam setiap event olahraga
terpancar nilai-nilai semangat kebangsaan & nasionalisme yang menyatu
ke dalam sikap dan karakter atlet. Sikap pantang menyerah, fairplay,
bermental baja, kreatif, cerdas, berintegritas kuat, dan unsur-unsur karakter
positif lainnya harus menjadi sebuah keniscayaan yang dimiliki oleh setiap
pemain.
Dari hal tersebut, pendidikan
jasmani dapat menjadi kontribusi terhadap olahraga berprestasi. Pembelajaran
pendidikan jasmani dapat dilakukan dengan cara kreatifitas pembelajaran melalui
olahraga dalam bentuk sport yang kemudian dikembangkan menjadi sports skills
(keterampilan teknik cabang olahraga). Proses ini diharapkan mengantarkan para
siswa bisa memiliki keterampilan tinggkat tinggi yang terbentuk dalam
pelatihan, pengulangan, dan pembiasaan yang kemudian berakhir pada tingkat
pencapaian prestasi.
2.1.2
masalah yang sangat penting dihadapi pendidikan
jasmani sekarang ini adalah sebagian siswa dan orangtua bahkan masyarakat
menganggap peranan penjas tidak begitu penting, mereka lebih mementingkan ikut
privat atau less bidang studi seperti Bahasa Inggris, Matematika, daripada
mengutamakan anaknya latihan di klub olahraga. Padahal telah jelas bahwa
olahraga prestasi sangat bergantung kepada kegiatan jasmani di sekolah yang
membentuk kualitas jasmani individu atau kelompok, termasuk didalamnya
memperkaya dan meningkatkan kemampuan serta ketrampilan gerak dasar maupun
gerak keterampilan pada olahraga kecabangan yang bersifat pretasi.
2.2
Pada Abad Pertengahan
Awal abad pertengahan
ditandai dengan runtuhnya imperium Romawi. Kekejaman diluar batas kemanusiaan
yang dilakukan oleh kaisar Nero terhadap kaum Nasrani merupakan salah satu
penyebab kebencian sebagian besar rakyat
terhadap kesewenangan kaisar.
Dengan runtuhnya Romawi,
menyebabkan kekuasaan mulai bralih kepada pendeta” Nasrani.Sebagian besar
mereka yang langsung mengalami kebiadaban bangsa Romawi berusaha untuk
menghilangkan trauma tersebut. Bahkan beberapa pendeta sangat membeci bentuk”
kebiasaan bangsa Romawi.
Pendidikan lebih ditekankan
pada asumsi teologi. Pendidikan jasmani sama sekali tidak disinggung seperti
pada zaman Romawi. Akibatnya kemampuan fisik yang menyebabkan kesehatan merika
menjadi buruk dan menimbulkan berbagai penyakit. Bahkan kebersihan juga
terabaikan. Hal ini disebabkan oleh dilarangnya mandi dengan air hangat yang
dihubungkan dengan thermaedari kebiasaan bangsa Romawi yang mejadi sarang”
pecabulan. Segala bentuk kebudayaan Romawi sangat dibenci sampai” blajar renang
pun dianggap berdosa. Hanya sebagian kecil dari masyarakat,melakukan latihan
jasmani. Latihan jasmani dan kemiletiran masih dilakukan untuk mempertahankan
tanah dan miliknya. Merke ini disebut kaum Ridders atau kesatria yang
berkewajiban membela tumpah darah dan kaum lemah dari kejahatan dan ketidak
adilan.
Keadaan ini berlangsung
sampai dengan tahun 1300, setelah usainya prang salib. Pengalaman dan keadaan
setelah peranmg pembuka mata para penguasaan Eropa,bahkan keadaan dunia materi
tidak dapat diatasi semata mata oleh bkekuatan rohani melainkan kemampuan dan
kekuatan fisik sangat diperhatikan.
Ateng, Abdulkadir. (1993),Asas dan
Landasan Pendidikan Jasmani dan Olahraga, Jakarta, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Bucher, Charles. A( 9189). Foudation
of Physical Education. New York: CV. Mosby Company.
Gallahue , David. L. (1990). Moto
Development. New Jersey: Human Kinetic Publisher.